Ini Cerita Tentang Cinta

alif.
2 min readAug 2, 2023

--

Ini bukan sebuah kisah cinta, bukan juga sebuah cerita tentang indahnya jatuh cinta. Aku sudah cukup muak dengan semua itu. Waktu sudah pukul setengah satu pagi, kesendirianku di tengah malam membuatku memikirkan banyak hal. Sering kali muncul pertanyaan di benakku perihal cinta. Sejujurnya, aku tak tahu sama sekali apa arti cinta. Lagipula, aku sudah tidak peduli lagi apalah artinya sebuah cinta.

Aku tidak bisa memproses bahwa sebuah cinta itu tercipta dari sebuah hal yang positif. Mungkin sudah saatnya aku menemui psikolog atau apapun itu, tapi rasanya jatuh cinta tak pernah pada saat semuanya sedang baik-baik saja. Aku bahkan tak peduli apapun itu artinya cinta disaat hidup berjalan dengan semestinya.

Panggil saja aku brengsek, aku tak peduli. Itu memang kenyataannya. Aku sadar banyak sekali kesalahanku di masa lalu. Menyakiti hati seseorang yang sangat baik kepadaku, berulang kali. Sekarang aku menyesal dan muncul sebuah rasa ketakutan — takut untuk memulai membangun ‘cinta’ lagi. Ini mungkin karmaku, aku bahkan sudah merasa tak percaya lagi padaku.

Terlintas soal cinta di pikiranku hanyalah saat sedang gundah saja. Aku tahu kalau aku tidak kesepian, sudah sekian lama aku terbiasa sendiri, menyendiri sama sekali tidak membuatku kesepian. Aneh saja rasanya, terlepas memang diriku adalah orang yang aneh. Pada akhirnya juga aku masih tidak menemukan tujuan mengapa aku butuh sebuah cinta dari seseorang selain keluargaku. Hati kecilku masih menginginkan sebuah kebebasan, seperti burung yang terbang lepas di udara.

Aku tahu indahnya mempunyai seseorang untuk saling mencintai, saling memberi afeksi satu sama lain adalah hal yang didambakan orang-orang, aku pun juga begitu. Aku juga merasa sangat salut kepada orang-orang yang bertahan terhadap relationship mereka, aku tahu bukan perkara mudah untuk mempertahankan sebuah relationship.

Sekarang aku masih tak bisa membayangkan diriku berada di sebuah relationship. Entah mengapa aku lebih menikmati kesendirianku yang tak ada ujungnya ini. Aku masih mencoba memahami diriku sendiri dan tak tau sampai kapan. Masih ada waktu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahanku. Aku tahu kalau semua ini membuatku terlihat sangat bodoh, akui saja — memang begitu adanya.

Masih banyak sekali hal-hal yang perlu aku lakukan sekarang, mungkin memiliki seseorang sebagai ‘sandaran’ bisa memudahkan hidupku, tapi sepertinya itu tidak cocok untuk diriku sekarang. Mungkin aku masih tak butuh sebuah rumah, aku hanya ingin tersesat ke entah berantah. Pergi entah kemana angin dan takdir membawaku.

--

--

alif.
alif.

Written by alif.

I’m not forcing my way into anything and you don’t have to tell me everything.

No responses yet